Text
Geologi Dan Indentifikasi Laterit Nikel Dengan Metoda Geofisika Tahanan Jenis Daerah Mornopo Dan Sekitarnya, Kecamatan Maba Kabupaten Halmahera Timur Maluku Utara
Pemetaan geologi dan identifikasi sebaran batuan dasar laterit bijih nikel dengan metoda geofisika, dilakukan di Daerah Mornopo dan Sekitarnya, Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, secara geografis terletak pada 0°45'25"-0° 50'45" LS dan 128" 09 20" - 128 15 20" BT dengan luas daerah penelitian mencapai + 80 km².
Daerah penelitian merupakan bagian dari Mandala Fisiografi Halmahera Timur, terdiri dari pegunungan berlereng curam - sedang sebagai cerminan dari batuan penyusunnya berupa batuan ultrabasa dan sebagian bermorfologi karst sebagai cerminan batugamping, Jalur punggungan umumnya memanjang Utara-Selatan dan sebagian berarah Barat Laut Tenggara. Daerah penelitian dibagi menjadi empat satuan geomorfologi, yaitu satuan geomorfologi perbukitan bergelombang. satuan geomorfologi perbukitan karst, satuan geomorfologi dataran aluvial sungai dan satuan geomorfologi dataran alluvial pantai. Pola aliran sungai yang berkembang adalah paralel dan dendritik, berada pada stadium erosi tahapan muda dan dewasa dengan jentera geomorfik pada tahap dewasa.
Stratigrafi daerah penelitian terdiri dari lima satuan batuan dimulai dari yang tertua, yaitu satuan batuan ultrabasa yang terendapkan pada Kapur Akhir, diatasnya secara tidak selaras terendapkan satuan batugamping Formasi Tingteng. menunjukan kisaran umur N15-N19 yaitu Miosen Akhir sampai Pliosen Awal, yang terendapkan pada Reff Wall Platform, secara tidak selaras diatasnya dibatasi dengan bidang erosional sungai terendapkan satuan endapan alluvial, berupa material lepas berukuran lempung hinga bongkah berumur Resen.
Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah berupa kekar dan sesar. Struktur kekar yang berkembang berupa gash fracture, sedangkan struktur sesar yang berkembang diantaranya sesar mendatar mengiri berarah Timur Laut Barat Daya dan sesar mendatar menganan umumnya mempunyai arah Barat Laut Tenggara Pembentukan struktur yang berkembang di daerah penelitian terjadi pada kala Pliosen Akhir sebagai pengaruh dari orogenesa Plio-Plistosen, dengan arah tegasan utama berarah hampir Timur-Barat
Hasil interpretasi pengukuran resistivitas sounding dengan konfigurasi wenner yang dikorelasikan dengan data geologi permukaan berupa jenis litologi dan tingkat pelapukan Lapisan laterit mikel yang paling tebal ditemukan pada kedalaman 23.79 meter dan lapisan yang paling tipis ditemukan pada kedalaman 5.15 meter. Sedangkan kedalaman minimum hedrock berada di kedalaman 6.39 meter dan kedalaman maksimum bedrock berada pada kedalaman 27.31 meter
B55 1428 2007 | 080 YAN g 2007 | Rak Skripsi (12 F) | Tersedia |
B55 1428 2007.c1 | 080 YAN g 2007 | Rak Skripsi (12 F) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain