Text
Geologi Derah Cipatat Dan Sekitarnya Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung, Jawa Barat Dan Tinjauan Geoteknik Terowongan Ciguha - 2 Putara Dengan Sistem Rock Mass Rating Untuk Rekomendasi Penyangga Di PT. Antam Ubpe Pongkor Jawa Barat
Secara geologi daerah penelitian dibentuk oleh batuan endapan laut dangkal, laut dalam dan darat, batuan yang tertua dan tersingkap yaitu Satuan Batulempung Sisipan Batupasir (Formasi Rajamandala, Anggota Batulempung. napal, dan Batupasir kuarsa) menjemari dengan Satuan Batugamping (Formasi Rajamandala. Anggota Batugamping) yang berumur Oligosen, batuan ini termasuk ke dalam Formasi Rajamandala bila disebandingkan dengan stratigrafi Regional lembar Cianjur yang dikemukakan oleh Sudjatmiko (1972), pada kala Miosen awal diendapkan Satuan Batupasir Selang-seling Batulempung Sisipan Breksi (Formasi Citarum) secara selaras di atas kedua satuan batuan ini kemudian secara tidak selaras di endapkan Satuan Breksi Vulkanik yang berumur Plistosen yang merupakan produk hasil aktivitas gunungapi di utara daerah penelitian dan terendapkan kembali secara tidakselaras endapan aluvial di atasnya yang dibatasi oleh batas crosi.
Batuan yang berumur Tersier di daerah penelitian mengalami deformasi akibat aktivitas tektonik yang terjadi pada Kala Pliosen, sehingga terbentuk beberapa patahan yang dikontrol oleh gaya utama yang berarah N 356° E. Struktur geologi dan litologi daerah penelitian yang terbentuk tersebut merupakan pengontrol dalam pembentukan bentang alam di daerah ini yang mempunyai beberapa karakteristik, sehingga terdapat tiga kelompok geomorfologi, yaitu: Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat Patahan, Satuan Geomorfologi Kaki Gunungapi dan Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial.
Tinjauan geoteknik dengan sistem Rock Mass Rating (RMR) merupakan hal yang umun dilakukan di dalam terowongan, pada lokasi pemetaan yaitu di PT. Antam UBPE Pongkor, Tbk. pada lokasi terowongan Ciguha 2P utara dengan arah terowongan N 144º E dan arah joint N 1450 EN 145 E sehingga arah terowongan sejajar dengan arah joint, dalam sistem RMR hal ini sangatlah merugikan ditambah kondisi air tanah yang cukup besar, sehingga diperlukannya tinjauan geoteknik dengan sistem RMR untuk merekomendasikan penyangga yang tepat pada terowongan.
B55 1368 2017.c1 | 080 SET g 2017 | Rak Skripsi (12 E) | Tersedia |
B55 1368 2017 | 080 SET g 2017 | Rak Skripsi (12 E) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain