Text
Geologi Dan Mineralisasi Sulfida Daerah Deudeul Dan Sekitarnya Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
Tujuan penelitian dan pemetaan goologi daerah Deudenl dan sekitarnya. Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat udalali untuk mengetahu sejarah perkembangan bentangalam (paleogeografi), sejarah perkembangan cekungan. dan sejarah perkembangan tektonik daerah penelitian. Disamping pemetaan geologi juga dilakukan studi mineralisasi sulfida dengan tujuan untuk mengetahui tingkat alterani dan paragenesa mineral bijih.
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. penelitian lapangan, analisa laboratorium dan studio yang keseluruhan dituangkan dalam sebuah laporan Tugas Akhir
Hasil yang dicapai dalam penelitian dan pemetaan geologi daerah Deudeul dan
sekitamya, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat serta studi
mineralisasi sulfida di daerah penelitian adalah sebagai berikut.
Geomorfologi daerah penelitian berdasarkan morfogenesanya dapat dibagi menjadi 4 (empat) satuan geomorfologi, yaitu: (1). Satuan geomorfologi perbukitan lipat-patahan yang berstadia tua: (2) Satuan geomorfologi bukit intrusi berstadia dewasa, (3). Satuan geomorfologi perbukitan gunungaps berstadia muda dan (4). Satuan geomorfologi dataran aluvial berstadia muda. Pola aliran sungai yang terdapat di daerah penelitian adalah herpola trellis dan dendritik yang dikontrol oleh struktur perlipatan dan homogenitas batuan, stadia erost sungainya berada pada tahapan muda dan dewasa
Satuan batuan yang terdapat di daerah penelitian dari tua ke muda adalah satuan batuan batupasir sisipan batulempung, batugamping dan breksi Formasi Bentang yang berumur Ni-Nis atau Miosen Tengah Bagian Tengah - Miosen Atas Bagian Bawah dan diendapkan pada lingkungan laut dalam pada kedalaman 20-100 m atau neritik tengah. Satuan batuan intrusi andesit dijumpai menerobos satuan batuan Formasi Bentang dan diperkirakan berumur Pliosen Bawah: Satuan batuan tufa dan breksi gunungapi menindih tidak selaras diatas satuan batuan Formasi Bentang yang diperkirakan diendapkan pada kala Plistosen Akhir pada lingkungan darat. Satuan aluvial sungai merupakan satuan termuda berupa material lepas ukuran lempung hingga bongkah dan dijumpai menutupi satuan-satuan batuan yang lebih tua yang dibatasi oleh bidang erosi.
Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah struktur kekar, struktur lipatan dan struktur sesar. Struktur kekar berupa kekar gerus (shear fracture) dan kekar tarik (tensional joint). Struktur lipatan berupa antiklin Deudeul, Sinklin Cigadung, antiklin Giripati dan sinklin Ciroyom. Struktur sesar berupa sesar mendatar Cikalong. Sesar mendatar Cilonggan, dan sesar mendatar Mekarsari. Keseluruhan struktur geologi di daerah penelitian terjadi dalam satu periode tektonik yaitu Orogenesa Miosen Atas Pleistosen Akhir yang melipat satuan batuan Formasi Bentang dengan arah gaya utama N 190" E atau arah Utara-Selatan.
Mineralisasi sulfida di daerah penelitian berdasarkan hasil analisis geokimia stream sediment dengan metoda Bulk Leach Gold (BLEG), analisis Terraspektral, dan analisis petrografi dan mineragrafi dapat disimpulkan bahwa di daerah penelitian telah mengalami alterasi argilik dan propilitik sedangkan mineralisasinya berada pada unaltered-low alteredzone, dengan kelimpahan float-flour termineralisasi yang berasal dari fragmen breksi, sehingga mineralisasi di daerah penelitian ditafsirkan telah mengalami erosi dan pengangkatan.
B55 1305 2017.c1 | 080 WIT g 2017 | Rak Skripsi (12 E) | Tersedia |
B55 1305 2017 | 080 WIT g 2017 | Rak Skripsi (12 C) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain