Text
Geologi Dan Kajian Geologi Teknik Kelayakan Pembangunan Bendungan Cimeta Daerah Pasirhuni Dan Sekitarnya Kecamatan Ngamprah-Kabupaten Bandung Jawa Barat
Daerah penelitian secara administratif termasuk kedalam daerah Pasirhuni Desa Cimanggu, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung. Propinsi Jawa Barat Luas daerah penelitian 9 x 7 Km (63 Km) memanjang dari Barat-Timur. Daerah penelitian terletak lebih kurang 30 kilometer pada Bagian Tenggara kota Bandung, dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama 1,5 jam sedangkan dengan kendaraan roda dua dalam waktu 1 jam
Tatanan geologi yang berkembang pada daerah penelitan antara lain: Berdasarkan pengamatan bentuk dan batuan penyusun maka cara pembentukan bentang alam (morfogenesa) untuk daerah penelitian dibagi menjadi 3 satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat Patahun, Satuan Geomorfologi Perbukitan Vulkanik dan Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial Sungai
Pola aliran sungai yang berkembang memperlihatkan Paralel dan Sub-rektangular dan secara genetik merupakan sungai konsekuen dan obsekuen. Stadium erosi sungai berada pada tahap muda dan dewasa. Jentera geomorfik muda dan dewasa.
Berdasarkan pembagian litostratigrafi, daerah penelitian dibagi menjadi 6 (enam) satuan batuan (dari tua kemuda), yaitu: satuan batugamping (Fm. Rajamandala). satuan batupasir selang-seling batulempung (Fm. Citarum), satuan endapan vulkanik tua (Fm. Cikapundung), satuan tuf berbatuapung (Fm Cibeureum). satuan tuf lapili (Fm. Cikidang) dan satuan endapan aluvial sungai
Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah struktur perlipatan terdiri dari antiklin (antiklin Pasir Peundeuy) dan sinklin (sinklin Pasir Kamuning dan sinklin Pasir Lampegan). Kekar terdiri dari shear joint dan tension joint sedangkan sesar berupa sesar naik (sesar naik Pasir Kamuning dan Padalarang). Gejala-gejala struktur yang dijumpai di lapangan adalah berupa bidang sesar, zona hancuran, perubahan jurus dan kemiringan lapisan, kelurusan bukit dan sungai serta pembelokan sungai secara tiba-tiba.
Sejarah geologi dimulai pada Kala Miosen Awal dengan diendapkannya Satuan Batugamping Fm. Rajamandala (Oml) kemudian disusul oleh pengendapan Satuan Batupasir selang-seling Batulempung Fm. Citarum (Mts) pada Kala Miosen Tengah. Pada Kala Miosen Akhir-Pleistosen Awal terjadi perlipatan dan pengangkatan serta erosi diiringi dengan pembentukan gunungapi, yang menghasilkan endapan gunungapi di daerah penelitian pada kala Pleistosen Holosen antara lain: Kala Pleistosen Tengah di endapan vulkanik tua Fm. Cikapundung (Qob), Kala Pleistosen Akhir di endapkan batuan tuf berbatuapung Fm Cibeureum (Qyt) dan Kala Holosen di endapkan Satuan Batuan Tuf Lapili Fm. Cikidang (Qyd). Dan pengendapan material lepas berupa pasir-bongkah pada Kala Resen Geologi daerah rencana waduk Cimeta, merupakan bagian daerah yang ada di kawasan Ngamprah dan sekitarnya yang secara umum ditempati oleh satuan batuan hasil erupsi gunungapi dari satuan Batuan Endapan Vulkanik Tua (Fm Cikapundung) yang berupa konglomerat vulkanik, breksi vulkanik, tuf dan lava. Secara selaras di atasnya diendapkan hasil erupsi gunungapi yang berupa Breksi dan aglomerat dari Satuan Tuf Berbatuapung (Fm. Cibeureum) dan hasil pelapukannya, menempati beberapa bagian di tebing sungai dan lembah, terdiri atas tufa dan breksi gunungapi. Selanjutnya di atas Tuf Berbatuapung ditutupi secara selaras Satuan Batuan Tuf Lapili (Fm. Cikidang) yang menempati sebagian besar daerah penelitian, terdiri atas lava, aglomerat dan tufa kasar yang telah mengalami pelapukan kuat dan lebih lanjut cenderung menjadi tanah penutup/soil.
B55 1275 2006.c1 | 080 RAD g 2006 | Rak Skripsi (12 G) | Tersedia |
B55 1275 2006 | 080 RAD g 2006 | Rak Skripsi (12 B) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain