Text
Evaluasi Pelabuhan Dalam Rangka Peningkatan Pelayaran Lokal (Studi Kasus: Pelabuhan Sunda Kelapa)
Pelabuhan Sunda Kelapa, pelabuhan yang dikunjungi oleh dua macam pelayaran yang berbeda dalam penanganan muatannya, yaitu pelayaran rakyat dan pelayaran dalam negeri.
Tingkat kunjungan kapal yang tinggi dan perkembangan daerah di belakangnya, menyebabkan terjadi peningkatan arus muatan, akibatnya dituntut penanganan yang baik dari segi tambatan maupun fasilitas bongkar muatnya.
Saat ini kunjungan kapal yang datang ke pelabuhan ditangani dengan sistem susun sirih, diharapkan dapat menambah kapasitas tambat, dan masalah kelancaran bongkar muat barang dapat diatasi. Namun hasilnya masih adanya kelambatan kapal.
Sehubungan dengan hal di atas, dilakukan evaluasi terhadap kebutuhan fasilitas pelabuhan, dengan jumlah kapal bertambat secara susun sirih. Fasilitas lain yang berkaitan dengan kelancaran bongkar muat seperti alat bongkar muat, dan fasilitas gudang/lapangan penumpukan apakah masih mencukupi dengan jumlah bongkar muat yang datang pada tahun 2002.
Hasil dari evaluasi didapatkan kapal lebih kecil dari 200 BRT diperoleh 0,709. Kapal antara 200-800 BRT diperoleh BOR = 0,705. Kebutuhan BOR TKBM rute langsung dan rute tidak langsung sebanyak 586 orang sedangkan yang tersedia 1305 orang, Forklift 9 buah dan yang tersedia 20 Buah. Sedangkan kebutuhan tempat penyimpanan tahun 2002 untuk gudang 4157,4 m² Area yang tersedia 4517 m², untuk lapangan penumpukan 2841,8 m² Area yang tersedia 7219,25 m². Sehingga untuk alat bongkar muat dan gudang masih mencukupi dengan jumlah bongkar muat yang ada, sedangkan kelambatan disebabkan oleh lamanya pemakaian dermaga, maka perlu adanya penambahan panjang dermaga.
B53 1173 2003 | 080 IND e 2001 | RAK GEODESI (11 E) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain