Text
Kajian Commuter Pengguna Kereta Api Di Stasiun Besar Bogor
Commuter yang dimaksud adalah orang yang melakukan perjalanan secara terus menerus untuk berangkat bekerja, dimana kajian ini mengkaji commuter yang meggmakan kereta api sebagai alat transportasi untuk mencapai tempat bekerja.
Kereta api merupakan kendaraan massal yang banyak diminati, terutama oleh kalangan menengah ke bawah, mengingat biaya transport yang bervariasi dan relatif murah, membuat orang berlomba-lomba unnak memakai moda kendaraan kereta ini. Minat yang besar perjalanan pulang pergi dengan kereta api mempengaruhi aksesibilitas lalu lintas perjalanan dan tingkat pelayanan jalan raya khususnya di seputar stasiun.
Volume penumpang angkutan KA commuter Jabotabek pada tahun 1990 yang hanya 21,2 juta setelah 11 tahun kemudian (2001) meningkat menjadi 121,5 juta penumpang. Stasiun Kereta Api telah menyediakan kereta commuter express dengan jalur Jakarta-Bogor yaitu dengan diawali kereta Paluan ditambah dengan perkembangan jalur-jalur express lainnya seperti Depok express Minat untuk menggunakan kereta api ini semakin besar karena para penumpang khususnya para Commuter tersebut dapat menghemat waktu perjalanannya dengan menggunakan kereta api, diketahui bahwa pekerja yang menuju Jakarta cukup besar karena Jakarta sebagai kota metropolitan adalah tempat bekerja bagi sebagian warga kota Bogor.
Kajian ini menganalisa data jumlah penumpang yang keluar masuk pintu stasiun pada jam sibuk pagi dan sore, tingkat pelayanan jalan raya khusus di Jalan Kapten Muslihat-Veteran, Jalan Mayor Oking dan Jalan Nyi Permas dan aksesibilitas para commuter untuk sampai kestasiun dengan kuesioner.
Aksesibilitas untuk mencapai stasiun kereta api Bogor sangat mudah karena letaknya tata guna lahan saling berdekatan dan hubungan transportasi antar tata guna lahan tersebut mempunyai kondisi baik, namun karena kondisi lingkungan stasiun yang semmwut tidak tertib maka sering terjadi kemacetan, sehingga aksesibilitas tersebut menjadi tidak seutuhnya mudah dicapai, dengan tingkat hambatan samping yang cukup besar dan pertumbuhan jumlah angkutan yang semakin banyak sedangkan kapasitas jalan tidak bertambah.
B53 1135 2003 | 080 LIN k 2003 | Rak Skripsi (11 D) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain