Text
Kajian Terminal Terpadu Kota Depok Dalam Rangka Meminimalisasi Tingkat Kemacetan Lalu Lintas
Tugas Akhir ini, berisi mengenai terminal terpadu Kota Depok serta lalu lintas jalan disekitar terminal terpadu Kota Depok (Jl. Arief R.Hakim). Terminal sendiri didesign pada tahun 1989 sehingga untuk kondisi sekarang (2006) sudah tidak relefan lagi dilihat dari mutu pelayanan terminal terpadu Kota Depok yang ada kurang memadai dilihat dari kapasitas parkir kendaraan AKAP, AKDP dan Angkutan Kota serta masalah kemacetan lalu-lintas yang terjadi di persimpangan jalan Arief R.Hakim.
Untuk mengetahui kinerja kapasitas terminal, kebutuhan parkir kendaraan AKAP, AKDP dan Angkutan Kota saat ini serta kebutuhan angkutan penumpang dan kebutuhan jumlah armada, maka dilakukan survei lalu-lintas langsung di lokasi terminal. Sedangkan kinerja persimpangan Arief R.Hakim saat ini, maka dilakukan survey lalu-lintas langsung di lokasi simpang sama seperti hal nya yang dilakukan guna mengetahui kinerja kapasitas terminal. Metode survey dilakukan dengan cara metode manual gerakan membelok yang terklasifikasi (Classified Turning Movement Count) dengan menggunakan alat hitung tangan (Handy Counter) selama 4 hari.
Hasil survey lalu-lintas kemudian dianalisis dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) untuk simpang bersinyal.
Pada kondisi Eksisiting hasilnya menunjukkan kinerja simpang Arief R.Hakim sudah tidak baik lagi, dimana nilai derajat kejenuhannya (DS) sudah melebihi nilai standar yang diijinkan, yaitu 0,8 pada suatu simpang. Nilai derajat kejenuhan (DS) pada jam puncak Pagi = 1,02, jam puncak Siang = 1,0 dan jam puncak Sore = 1,07
Berdasarkan hasil analisa kinerja simpang Arief R.Hakim di atas, maka diperlukan perbaikan kinerja simpang dengan alternatif-alternatif pemecahan menggunakan pendekatan Manajemen Lalu-Lintas.
Terdapat 3 (tiga) alternatif gagasan serta melakukan Prediksi untuk tiap-taip kondisi guna memberikan perubahan besar dalam peningkatan kualitas kinerja simpang dan kapasitas terminal terpadu Kota Depok, sehingga didapat hasil derajat kejenuhan (DS) yang paling rendah yaitu: alternatif ke tiga pada kondisi setelah adanya pembangunan Fly Over dan Sub Terminal dengan nilai derajat
B53 1065 2006 | 080 MIG k 2006 | Ensiklopedi (11 C) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain