Text
Pengkajian Pengendalian Sedimen Akibat Banjir Lahar di Gunung Kelud
Pelaksanaan tugas akhir mengenai judul pengkajian pengendalian sedimen akibat banjir lahar di Gunung Kelud ini, menggunakan studi kepustakaan ( library research) yaitu suatu pengumpulan data dari beberapa literatur, hasil penelitian dilapangan dan hasil model test laboratorium.
Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui penyebaran aliran banjir lahar dengan memperkirakan daerah-daerah yang rawan aliran lahar disepanjang sungai yang berhulu di puncak Gunung Kelud, sedangkan tujuannya adalah untuk menentukan upaya atau cara pengendalian sedimen banjir lahar.
Hasil letusan Gunung Kelud yang terjadi pada tanggal 26 April 1966, berupa material lepas yang turun pada sungai-sungai yang berhulu dipuncak Gunung Kelud dan bermuara di Kali Brantas, yaitu Kali Badak, Kali Putih dan Kali Semut. Ketiga sungai tersebut menerima jumlah material terbesar yaitu pada Kali Badak jumlah material yang turun ± 18,2 x 106 m², Kali Putih jumlah materialnya ± 14,2 x 10 m³ dan Kali Semut-Lekso jumlah materialnya ± 10,13 x 100 m².
Dengan jumlah material sebegitu banyaknya maka dibuatkan usaha-usaha pengendalian dari hulu ke hilir dengan dibangunnya bendung-bendung pengendali sedimen lahar (sabo dam ), bendung penahan sedimen ( check dam), bendung pengatur, kantong lahar, bendung konsolidasi,dan bendung dispersi. Bendung bendung ini berfungsi untuk mengendalikan sedimen supaya penyebarannya tidak terlalu parah terutama pada daerah-daerah yang berada disepanjang aliran sungai tersebut, dan juga untuk menghindari mesuknya sedimen di Kali Brantas.
Dari evaluasi secara umum sedimen yang telah dapat tertampung sebesar 60 %, sedang 40 % dari sedimen banjir lahar dikendalikan oleh usaha-usaha yang sudah dan yang sedang dilaksanakan termasuk sedapat mungkin kemungkinan terhadap aktivitas Gunung Kelud di masa mendatang.
B53 1063 2002 | 080 RED p 2002 | Rak Skripsi (11 C) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain