Text
Studi Eksperimental Perilaku Lentur Geser Balok - T Hibrida Prategang Parsial Pratarik Dengan Bukaan Dibadan Dengan Beban Siklik
[11.40, 30/3/2022] Maryaty: Penelitian berupa Studi Eksperimental Perilaku Lentur Geser Balok-T Beton Hibrida Prategang Parsial Pratarik dengan Bukaan di Badan dengan Beban Siklik Tiguan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan perilaku lentur balok hibrida prategang parsial pratarik dengan dengan bukaun dibadan yang terletak di daerah lentur tinggi (BLGC 1) dengan bukaan yang terletak di daerah geser tinggi (BLGC 2) yang dinyatakan dengan prilaku ekternal dan prilaku internal, balok diberi beban yang menyebabkan terjadinya lentur geser
Obyek penelitian berupa sebuah balok-T dengan panjang bentang 5.70 m dan bentang bersih 510 m, menggunakan beton ringan kinerja tinggi pada sayap dengan mutu rencana 42 MPa, dan pada badan menggunakan beton normal kinerja tinggi dengan mutu rencana 55 MPa, serta menggunakan kombinasi tukangan non prategang dan tulangan prategang.
Behan terpusat diberikan pada balok uji menggunakan sistem pembebanan 1 titik (center point loading) hingga runtuh, kemudian didapat perilaku cksternal dan internal, yaitu pola retak, model keruntuhan, kurva behan-lendutan, momen kelengkungan, momen-kekakuan dan beban-rotasi serta faktor daktilitas balok uji
Retak dan keruntuhan yang terjadi pada balok-T beton hibrida prategang parsial merupakan retak lentur dengan keruntuhan lentur daktilitas terbatas dengan faktor daktilitas defleksi pada BLGC 1 adalah ps3 dengan beban yang terjadi pada kondisi retak (crack) untuk arah tekan sebesar 22.46kN dengan lendutan sebesar 17.19 mm dan momen lentur sebesar 32.00 kNm, sedangkan arah tarik sebesar 16.57 kN dengan lendutan sebesar 8.19 mm dan momen lentur sebesar 23.62 kNm. Pada kondisi leleh Qyield) untuk arah tekan didapat beban sebesar 52.17 kN dengan lendutan sebesar 68.29 mm dan momen lentur sebesar 74.34 KNm, sedangkan untuk arah tarik sebesar 22.46 KN dengan lendutan sebesar 30.29 mm dan momen lentur sebesar 32.00 kNm. Pada kondisi beban batas (ultimure) untuk arah tekan didapat beban sebesar 55.12 KN dengan lendutan sebesar 210.27 mm dan momen lentur sebesar 78.54 kNm, sedangkan untuk arah tarik sebesar 22 85 kN dengan lendutan sebesar 85.04 mm dan momen lentur sebesar 32 56 kNm.
Sedangkan untuk BLGC 2 memiliki nilai defleksi ar-3.6, dengan beban pada kondisi retak (cracky untuk arah tekan sebesar 27.07 kN dengan lendutan sebesar 26.18 mm dan momen lentur sebesar 38.57 kNm, sedangkan arah tarik sebesar 17.26 kN dengan lenduran sebesar 6.20 mm dan momen lentur sebesar 24.59 kNm Pada kondisi leleh yiek untuk arah tekan sebesar 45.31 kN dengan lendutan sebesar 62.48 mm dan momen lentur sebesar 64.56 kNm, sedangkan untuk arah tarik sebesar 23.44 kN dengan lendutan sebesar 20.10 mm dan momen lentur sebesar 33.4 kNm. Pada kondisi beban batas (ultimate) untuk arah tekan didapat beban sebesar 50.90 kN dengan lendutan sebesar 224.87 min dan momen lentur sebesar 72.53 kNm, sedangkan untuk arah tarik sebesar 24.42 kN dengan lendutan sebesar 80,59 mm dan momen lentur sebesar 34.79 kNm
B53 1007 2003 | 080 ARD s 2003 | Rak Skripsi (11 B) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain