Text
Perbandingan Antara Metode Bina Marga Dengan The Asphalt Institute Dalam Mendesain Perkerasan Lentur Jalan Raya ( Studi Kasus Ruas Jalan Cimanggis-Margonda)
Dalam pelaksanaan pekerjaan lapis perkerasan lentur, terutama pada pembangunan jalan baru untuk menentukan tebal perkerasannya perlu di analisis dengan baik dan teliti agar tidak terjadi over design sehingga pemborosan biaya konstruksi bisa dihindari.
Analisis penentuan tebal perkerasan pada "Pembangunan Jalan Raya Cimanggis Margonda Paket A" menggunakan beberapa parameter tertentu seperti data lalu lintas harian rata-rata awal tahun rencana pertumbuhan lalu lintas, lalu lintas harian rata-rata akhir tahun rencana, kelas jalan dan faktor regional
Metode Bina Marga 1987 merupakan metode empiris yang mengacu pada AASHTO. Struktur perkerasan di dalam Metode Bina Marga 1987 terdiri dari 4 (empat) lapis yaitu, lapis permukaan, lapis antara, lapis pondasi atas, lapis pondasi bawah dan tanah dasar, sedangkan struktur perkerasan di dalam metode The Asphalt Institute 1981 terdiri dari 3 (tiga) lapis, yaitu lapis permukaan, lapis pondasi dan tanah dasar
Setelah di analisis menggunakan metode Bina Marga 1987, dan metode The Asphalt Institute 1981 maka diperoleh hasil susunan tebal lapis perkerasan yang berbeda dari kedua metode tersebut yaitu metode Bina Marga 1987 = 52 cm, metode The Asphalt Institute 1981 37 cm, dan hasil perhitungan konsultan -61 cm
B53 1000 2003 | 080 JOH p 2003 | Rak Skripsi (11 B) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain