Text
Pemanfaatan Batu Apung Dalam Pembuatan Beton
Penggunaan material beton agregat ringan struktural belum selaras dengan pengetahuan mengenai perilaku struktur dengan terbatasnya informasi mengenai beton agregat ringan struktural pada peraturan bangunan saat ini. Batu apung sebagai salah satu bahan agregat ringan terbentuk dari pembekuan lava vulkanik gunung berapi. Beton dengan substitusi batu apung dapat digolongkan sebagai beton ringan.
Cara yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu studi eksperimental dengan membuat benda uji berupa silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm dengan kuat tekan rencana 20 Mpa. Komposisi yang digunakan yaitu BAI (batu apung 0%; split 100%), BA II (batu apung 25%; split 75%), BA III (batu apung 50%; split 50%). BA IV (batu apung 75%; split 25%), dan BA V (batu apung 100%; split 0%).
Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, semakin banyak batu apung yang digunakan maka semakin kecil nilai kuat tekan sehingga tidak mencapai mutu rencana yang telah ditetapkan yaitu sebesar 20 MPa. Nilai kuat tekan pada BBA I 18,118 MP, BBA H 12,916 MPa, BBA III 12,662 MPa, BBA IV 10,562 MPa dan BBA V 10,834 MPa.
Berat volume yang didapat berkisar antara 1400 - 1900 kg/m³, sehingga dapat dikelompokkan sebagai beton ringan. Besar berat volume BBA 1 2161,75 kg/m, BBA II 1871,38 kg'm', BBA III 1622,402 kg/m', BBA IV 1652,35 kg/m' dan BBA V 1486,42 kg/m
B53 994 2011 | 080 REN p 2011 | Rak Skripsi (11 B) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain