Text
Penataan Ruang Di Wilayah Pesisir
Penataan ruang dalam suatu pembangunan wilayah merupakan kebutuhan yang cukup mendesak dalam upaya memaksimalkan potensi yang terkandung dalam wilayah tersebut Orientasi pembangunan nasional dalam upaya pembangunan wilayah didasarkan pada keunggulan dan potensi masing masing daerah. Disadan bahwa Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki laut yang sangat luas dengan potensi sumberdaya laut yang sangat besar namun pemanfaatannya belum maksimal menjadikan pentingnya konsep pembangunan wilayah berbasis kelautan Kabupaten Teluk Wondama merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Manokwari Propinsi Irian Jaya Barat, memiliki potensi alam yang sangat besar khususnya potensi wilayah pesisir. Namun dalam perkembangannya, kabupaten ini memiliki tingkat perkembangan lebih rendah dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan wilayah pesisir serta merumuskan strategi pengembangan tata ruang wilayah pesisir Kabupaten Teluk Wondama.
Berdasarkan kajian terhadap fisik lahan dengan menggunakan analisis superimpose dan RePPProT, kabupaten ini memiliki lahan yang potensial untuk pengembangan wilayah hanya sebesar 43.042 Ha atau 9,6 % dari luas kabupaten secara keseluruhan. Pada tahun 2004 jumlah penduduk kabupaten ini berjumlah 15.986 jiwa dengan kepadatan penduduk 3,48 jiwa/ Km. Berdasarkan identifikasi dengan menggunakan analisis comparative advantage, seluruh distrik kabupaten ini memiliki komoditi unggulan perikanan laut yang ekonomis seperti tuna, pelagis, demersal dan teripang. Tingkat aksesibilitas kabupaten ini masih sangat rendah karena hanya dapat dicapai melalui jalur laut dan udara. Belum semua distrik terhubungkan oleh jalan.
Faktor utama yang mempengaruhi pengembangan wilayahnya adalah kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah guna memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir, keterbatasan sarana dan prasarana serta rendahnya tingkat aksesibilitas.
Pendekatan strategi dan arahan pengembangannya adalah dengan menggunakan metode analisis SWOT (Rangkuti (2001)) dan model pengembangan wilayah pesisir (Hardjono (2003) dan Morril (1974)). Strategi. pengembangannya ditekankan pada pengembangan potensi-potensi yang dimiliki, baik itu pengembangan potensi perikanan laut, kehutanan, perkebunan, maupun pariwisata. Pengembangan potensi-potensi tersebut perlu didukung dengan peningkatan jumlah penduduk, sarana dan prasarana serta pengembangan jaringan transportasi darat, laut dan udara. Sedangkan arahan: pengembangan spasialnya yaitu dengan membentuk 8 kawasan pengembangan. Berdasarkan metode analisis penilaian tinggi, sedang dan rendah terhadap jumlah penduduk; jumlah fasilitas dan tingkat aksesibilitas setiap kawasan, didapat prioritas pengembangannya yaitu Kawasan Windesi dan Kawasan Wasior yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perikanan laut skala regional. Dengan pendekatan tersebut diharapkan kabupaten ini akan tumbuh dan berkembang serta berjalan secara optimal.
B52 878 2006 | 080 AGN p 2006 | RAK PWK (10 C) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain