Text
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan Cimanggis Kota Depok Tahun 1996-2004
Kecamatan Cimanggis yang berbatasan langsung dengan Kota Jakarta mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini didukung oleh peranannya sebagai kawasan penyangga DKI Jakarta, yang dalam perkembangannya diharapkan akan menarik limpahan penduduk sekaligus menjaring dan menghambat masuknya penduduk ke Kota Jakarta. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan dari kawasan tak terbangun yang didominasi oleh kegiatan pertanian menjadi kawasan terbangun yang didominasi oleh kegiatan perumahan/permukiman dan perdagangan dan jasa, yang berdampak pada penyusutan areal pertanian dan pergeseran aktifitas penduduk dari kegiatan pertanian menjadi kegiatan non pertanian, terutama kegiatan perdagangan dan jasa. Rata-rata pertumbuhan kawasan terbangun di Kecamatan Cimanggis pada periode tahun 1996-2004 adalah 6,47 %, sebaliknya kawasan tak terbangun mengalami penurunan pertumbuhan rata-rata - 8,78 % pertahun. Persentasi luas kawasan terbangun pada tahun 1996 adalah 46,15% dan pada tahun 2004 menjadi 74,67 % dari total luas wilayah.
Sementara itu berdasarkan Keppres No. 114 Tahun 1999 Tentang Penataan Ruang Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur (Bopancur). Kecamatan Cimanggis berperan sebagai kawasan konservasi air dan tanah, yang diharapkan mampu membatasi dan menekan laju pertumbuhan kawasan terbangun untuk menjaga kualitas air tanah, air permukaan dan pengendali banjir bagi daerah hilirnya terutama bagi Kota Jakarta.
Dengan demikian perubahan kawasan tak terbangun menjadi kawasan terbangun di Kecamatan Cimanggis memerlukan pengaturan dan arahan yang mampu mendukung dan menselaraskan fungsi dan peranan wilayah dalam konteks regional, karena perkembangan yang tidak mempertimbangkan fungsi dan peranan kawasan akan berakibat pada kerusakan dan kehilangan sumber mata air dan akan memperburuk kualitas air di sekitar kawasan. Untuk itu diperlukan pemahaman dan analisis terhadap pola dan kecenderungan perubahan penggunaan lahan. identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan menjadi kawasan terbangun dan keterkaitan antara faktor-faktor tersebut dalam, mempengaruhi perubahan penggunaan lahan menjadi kawasan terbangun.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis pertumbuhan, analisis shift and share dan analisis koefisien korelasi. Analisis pertumbuhan digunakan untuk mengetahui kecenderungan perkembangan penggunaan lahan dan perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan. Analisis shift and share digunakan untuk mengetahui pergeseran kegiatan penggunaan lahan dan pergeseran aktifitas penduduk yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan menjadi kawasan terbangun. Sedangkan analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan dengan perkembangan kawasan terbangun dan untuk mengetahui keterkaitan antar tersebut.
Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa perubahan penggunaan lahan dari kawasan tak terbangun menjadi kawasan terbangun di Kecamatan Cimanggis dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, yaitu kebijaksanaan pengembangan daerah berupa deregulasi perizinan dibidang pembangunan kawasan perumahan, perkembangan jumlah penduduk, pergeseran aktifitas penduduk dari bidang pertanian ke bidang perdagangan dan jasa dan faktor nilai harga lahan yang ditunjukkan oleh nilai jual objek pajak (NJOP).
B52 877 2006 | 080 MUH f 2006 | Rak Skripsi (10 C) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain