Text
Identifikasi Permasalahan Transportasi Di Pusat Kota Pandeglang
Pusat Kota Pandeglang dengan luas wilayah 591,36 Ha memiliki jumlah penduduk sebesar 68.399 jiwa dengan rata-rata laju pertumbuhan 2,93% berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan Kota Pandeglang terutama di pusat kota dapat dilihat dari beragamnya penggunaan lahan pusat kota dimana kegiatan perdagangan dan jasa meningkat, demikian pula dengan permukiman beserta fasilitas penunjangnya. Tingginya intensitas penggunaan lahan dan tingginya aktivitas samping jalan di pusat Kota Pandeglang, terutama disekitar ruas jalan utamanya yaitu Jalan Ahmad Yani dan Jalan Yusuf Martadilaga yang juga berfungsi melayani pergerakan regional dan pergerakan lokal akan mengundang bangkitan dan tarikan lalu lintas yang tinggi dari dan ke pusat Kota Pandeglang, sehingga menyebabkan ruas jalan utama di pusat Kota Pandeglang tersebut mengalami permasalahan lalu lintas. Untuk mengetahui permasalahan transportasi di pusat Kota Pandeglang, maka perlu dilakukan studi identifikasi mengenai permasalahan
transportasi di Pusat Kota Pandeglang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tata guna lahan dan kegiatan penduduk di Pusat Kota Pandeglang, mengidentifikasi kondisi sarana dan prasarana transportasi dan menganalisis tingkat pelayanan jalan pada ruas-ruas jalan pengamatan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh volume rata-rata pada jam puncak untuk Jalan Ahmad Yani sebesar 2.322 smp/jam/2 arah dan kecepatan rata-rata 20 km/jam dan pada Jalan Yusuf Martadilaga, volume rata-rata pada jam puncak sebesar 435 smp/jam/1 arah dan kecepatan rata-rata 10 km/jam. Sedangkan kapasitas aktual pada masing-masing jalan tersebut yaitu sebesar 2.642,178 smp/jam dan 1238,0216 smp/jam. Sehingga vie ratio pada ruas jalan pengamatan di pusat Kota Pandeglang masing-masing sebesar 0,88 (Tingkat pelayanan rendah (F))dan 0,35 (Tingkat pelayanan sangat rendah (F)). Pemanfaatan ruang jalan yang tidak sesuai dengan fungsinya, seperti menggunakan ruang
lalu lintas sebagai tempat kegiatan parkir on street, pangkalan kendaraan maupun tempat
berjualan, mengakibatkan berkurangnya lebar lajur efektif jalan yang berdampak kepada
menurunnya kapasitas dan kinerja jalan. Secara deskriptif dipaparkan seberapa besar penggunaan ruang jalan pada ruas-ruas jalan pengamatan. Simulasi sudut parkir dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sudut parkir terhadap pengurangan lebar efektif jalan dan pengaruhnya terhadap kapasitas optimal muas
jalan yang diteliti. Hasil dari simulasi sudut parkir terdapat pengurangan kapasitas jalan sebesar 29% untuk parkir sudut 45°, sedangkan untuk sudut parkir 90° dan 0", terjadi pengurangan kapasitas jalan sebesar 22% dan 16%. Penataan ruang lalu lintas dapat dilakukan dengan menata sudut parkir di badan jalan, sehingga diperoleh kecepatan dan kapasitas optimal yaitu dengan menetapkan pola parkir sejajar dan pemberlakuan perbedaan tarif antara parkir off street dan parkir on street sehingga parkir on street yang mengurangi lebar lajur jalan dapat dikurangi. Penataan ruang kegiatan dapat dilakukan dengan memisahkan trotoar dari pedagang kaki lima, sehingga penggunaan trotoar sesuai dengan fungsinya. Untuk mencapai kapasitas dan kecepatan yang diinginkan dapat dilakukan beberapa alternatif, seperti pelebaran jalan. Untuk menhindari konflik arus lalu lintas dapat dilakukan dengan mengatur persimpangan lalu lintas di ruas Jalan Yusuf Martadilaga melalui manajemen lalu lintas dengan membangun pulau jalan atau tugu jalan pada simpang empat Jalan Yusuf Martadilaga. Dan untuk menghindari penumpukan rute angkutan yang terjadi selama ini dapat dilakukan pengaturan terhadap rute angkutan dalam kota dan pengaturan keberangkatan angkutan umum di terminal dan sub terminal untu menekan pergerakan angkutan umum dalam waktu yang bersamaan sehingga dapat menurunkan tingginya pergerakan.
B52 876 2006 | 080 IND i 2006 | Rak Skripsi (10 C) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain