Text
Identifikasi Kendala Pengembangan Pertanian Di Wilyah Pengembangan (WP) Barat Kabupaten Bogor
[10.14, 24/3/2022] Maryaty: Wilayah Pembangunan (WP) Barat, dalam RTRW Kabupaten Bogor diarahkan sebagai simpul pusat-pusat kegiatan pertanian, karena merupakan serangkaian wilayah yang memiliki keunggulan komparatif, kaya akan potensi alam dan cocok untuk pengembangan sektor pertanian. Sektor ini diharapkan mampu untuk membangkitkan ekonomi wilayah dan kesejahteraan penduduknya yang sebagian besar bekerja sebagai petani. Permasalahan yang terjadi sekarang ini adalah WP Barat menjadi tertinggal antar WP Tengah dan WP Timur serta tingkat kesejahteraan penduduknya yang rendah. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui kendala pengembangan pertanian di WP Barat Kabupaten Bogor. Sedangkan sasarannya adalah mengidentifikasi lahan pertanian, mengidentifikasi pemasaran produksi pertanian, mengidentifikasi pola aktifitas pertanian, mengidentifikasi peran lembaga-lembaga pendukung pertanian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data hasil pengolahan questioner kepada stakeholder yang terkait dengan pertanian di WP Barat yaitu : petani, KUD dan Bank, kelompok tani, tengkulak, lembaga penyuluhan, dinas pertanian dan kehutanan dan data dari dinas-dinas terkait. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode GIS (Geografic Information System), dengan menggunakan perangkat lunak Arcview 3.3 dan ER Mapper 6.4. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui ketidaksesuaian pemanfaatan lahan pertanian, berdasarkan overlay peta penggunaan lahan dan peta kesesuaian lahan pertanian dan peluang konversi lahan pertanian berdasarkan overlay peta ijin lokasi dan peta peruntukan kawasan pertanian berdasarkan RTRW Kabupaten Bogor, kemudian di overlay dengan peta kesesuaian lahan pertanian. Selanjutnya dianalisis dengan metode deskriptif.
Hasil analisis menunjukan bahwa kendala pengembangan pertanian di WP Barat pada segi lahan adalah sebesar 150.849 Ha (86.49 %) dari lahan petani yang diusahakan tidak sesuai dengan kesesuaian lahan pertanian dan hanya 23.571 Ha (13.51 %) yang sesuai dengan kesesuaian lahan pertanian, adanya peluang konversi lahan pertanian sebesar 2176.4 Ha (76 %), karena berada di lahan S₁ dan S₂. Hal ini dikarenakan adanya penguasaan ijin lokasi di WP Barat yang tidak sesuai dengan peruntukan RTRW Kabupaten Bogor dan berada di lahan potensial (S₁ dan S₂). Dari segi pemasaran produksi pertanian adalah kelengkapan sarana dan prasarana yang masih terbatas, komoditi yang dihasilkan belum berorientasi komersil, serta tidak berfungsinya simpul-simpul pemasaran di tiap kecamatan. Dari segi pola aktifitas pertanian adalah rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan petani, jaringan irigasi sebesar 63 % rusak, modal sebesar 75% bersumber dari tengkulak. Dari aspek kelembagaan, adanya lembaga koperasi yang berubah fungsi menjadi loket pembayaran listrik, sistem kredit yang memberatkan petani dalam syarat jaminan, manajemen lembaga penyuluhan yang tidak berjalan dan tidak adanya dukungan dari lembaga lain.
B52 863 2008 | 080 NUR i 2008 | Rak Skripsi (10 B) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain