Text
Identifikasi Fasilitas Pendukung Pariwisata pada Revitalisasi Kawasan Wisata Dataran Tinggi DIeng Provinsi Jawa Tengah
Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng merupakan salah satu aset tujuan wisata alam dan sejarah yang potensial di provinsi Jawa Tengah, terletak diantara Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kendal dan Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Dieng di bagian timur atau juga disebut Dieng Wetan masuk ke wilayah administratif Kabupaten Wonosobo. Sedangkan Dieng bagian barat atau yang disebut Dieng Kulon, masuk ke dalam wilayah administratif Kabupaten Banjarnegara. Saat ini kondisinya sudah mulai rusak dan hilang identitasnya. Dibalik terjadinya degradasi fisik, fungsi, peranan, dan kualitas visual yang merupakan permasalahan tersendiri di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng pada saat ini, ternyata tidak disadari bahwa kawasan kawasan itu pun menyimpan berbagai potensi yang akan memberikan banyak kontribusi dan efek positif dalam penataan kawasan dan kehidupan seluruh masyarakat.
Menanggapi hal tersebut maka dilakukan suatu kegiatan Perencanaan Penataan dan Revitalisasi Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng sebagai sebuah proses studi yang memberikan panduan dalam perencanaan dan perancangan Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng dengan memaksimalkan potensi kawasan yang telah ada menuju pertumbuhan dan perkembangan kawasan. Namun kegiatan tersebut baru merencanakan penataan beranda kawasan, konservasi budaya, pengembangan obyek dan daya tarik wisata dan pengembangan wisata spiritual, sedangkan kelengkapan fasilitas pendukung pariwisata belum dikaji secara lanjut. Fasilitas pendukung pariwisata dirasakan oleh para wisatawan belum memadai.
Untuk mendukung kegiatan penataan dan revitalisasi kawasan tersebut, maka perlu diadakan suatu studi mengenai Identifikasi Fasilitas Pendukung Pariwisata pada Revitalisasi Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng. Hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan wisata para pengunjung serta meningkatkan kenyamanan dan kemanan. Dengan terpenuhinya fasilitas wisata ini diharapkan tidak hanya mendatangkan wisatawan sebanyak mungkin, tetapi juga untuk menahan mereka selama mungkin, dengan asumsi bahwa semakin lama waktu kunjungan wisatawan maka semakin besar keuntungan yang diharapkan dari kehadiran mereka itu.
Metode analisis yang dipergunakan dalam studi ini yaitu metode penulisan kuantitatif dan kualitatif (deskriptif). Sedangkan untuk mencari data primer mempergunakan metode survey (penyebaran kuesioner dan observasi). Alat analisis yang digunakan adalah Pedoman Aturan Pola Pemanfaatan Ruang (Zoning Regulation) Kawasan Perkotaan dan Peta Potensi dan Masalah masing-masing koridor untuk meenentukan potensi pengembangan fasilitas pendukung pariwisata, nilai KDB, KLB dan Ketinggian Bangunan serta Standar Luas Fasilitas Pendukung Pariwisata untuk menentukan peletakan fasilitas pendukung pariwisata tersebut. Setelah itu menentukan hubungan fungsional antar fasilitas pendukung pariwisata di tiap koridor.
Ternyata tidak ada koridor perencanaan yang dapat dibangun seluruhnya untuk pengembangan fasilitas pendukung pariwisata, hal ini dikarenakan kawasan wisata ini merupakan daerah konservasi. Di kawasan wisata ini tidak diperkenankan adanya pendirian bangunan baru dan penambahan area terbangun, bangunan baru harus menggunakan bangunan lama dan lahan yang sudah tersedia sebelumnya, apabila memang diperlukan penambahan luas bangunan yang ada sebaiknya dilakukan intensifikasi lahan dengan membuat bangunan vertikal, pemanfaatan tapak dan bangunan lama yang sudah ada sebelumnya.
B52 850 2007 | 080 IST i 2007 | Rak Skripsi (10 B) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain