Text
Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Kemacetan di Jalan Raya Leuwiliang Kabupaten Bogor
Kota Kecamatan Leuwiliang dengan luas wilayah 1493.5 Ha memiliki jumlah penduduk sebesar 60.885 jiwa dengan rata-rata laju pertumbuhan 2,93 % berkembang dengan pesat. Pesatnya perkembangan Kota Kecamatan Leuwiliang dapat dilihat dengan banyaknya penggunaan lahan di pusat kota dimana kegiatan perdagangan dan jasa meningkat, ditambah lagi dengan bercampurnya kegiatan perkantoran, sekolah dan lain-lain sehingga merupakan CBDnya Kota Kecamatan Leuwiliang. Tingginya intensitas penggunaan lahan dan aktivitas samping jalan di Pusat Kota Leuwiliang, yaitu di sepanjang ruas Jalan Raya Leuwiliang akan mengundang bangkitan dan tarikan lalu lintas yang tinggi dari dan ke Kota Leuwiliang yang melayani pergerakan lokal maupun regional, sehingga menyebabkan ruas jalan Raya Leuwiliang mengalami permasalahan lalu lintas. Untuk mengetahui permasalahan transportasi di Jalan Raya Leuwiliang, maka perlu dilakukan studi identifikasi mengenai permasalahan transportasi di jalan raya Leuwiliang.
Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi pengaruh penggunaan lahan terhadap kemacetan, mengidentifikasi gangguan samping jalan dan titik konflik persimpangan, dan mengidentifikasi kondisi lalu lintas serta tingkat pelayanan jalan di Jalan Raya Leuwiliang.
Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi permasalahan transportasi yang terjadi di Pusat Kota Kecamatan Leuwiliang yaitu metode analisis kuantitatif dan metode analisis kualitatif. Metode analisis kuantitatif terdiri dari analisis penilaian kualitas suatu ruas jalan, analisis kecepatan, analisis pejalan kaki, analisis parkir pada badan jalan (on street) dan analisis tingkat pelayanan jalan. Kemudian yang termasuk metode analisis kualitatif adalah analisis kebijaksanaan, analisis pemanfaatan ruang dan analisis keterkaitan penggunaan lahan terhadap kondisi lalu lintas.
Berdasarkan hasil analisis diketahui penggunaan lahan yang paling tinggi bangkitan lalu lintasnya adalah pasar Leuwiliang yang merupakan pusat koleksi dan distribusi hasil pertanian maupun peternakan dalam kota maupun dari luar Kota Kecamatan Leuwiliang, khususnya bagian Wilayah Pengembangan (WP) Barat. Gangguan samping yang terjadi di Jalan Raya Leuwiliang diakibatkan oleh PKL yang berada di kiri kanan jalan yang menempati trotoar dan bahu jalan untuk tempat berjualan, kemudian adanya parkir on street di kiri kanan jalan Raya Leuwiliang dengan sudut parkir 0° yang dapat mengurangi kapasitas jalan sebesar 32 % atau 1,44 meter. Terjadinya titik konflik pada ketiga persimpangan yaitu persimpangan Puraseda, persimpangan Karehkel, dan persimpangan Setu yang ada pada jalan Raya Leuwiliang akibat dari tingginya pergerakan kendaraan dan geometri persimpangan yang tidak sesuai dengan standar.
Volume puncak pada jalan Raya Leuwilang pada hari kerja pada pukul 07.00-08.00 sebesar 2.588 smp/jam dan volume puncak pada hari libur pada pukul 09.00 - 10.00 sebesar 2.568 smp/jam. Pergerakan regional (Truk dan bus) hari kerja pada saat jam puncak adalah 120 smp/jam atau 5 % dan pergerakan lokal (kendaraan lainnya) adalah 2468 smp/jam atau 95 %, kemudian untuk hari libur pergerakan regional (truk dan bus) pada saat jam puncak adalah 130 smp/jam atau 5 % dan pergerakan lokal (kendaraan lainnya) adalah 2438 smp/jam atau 95%. Kapasitas pada jalan Raya Leuwiliang sebesar 1773,234 smp/jam. Kecepatan rata-rata kendaraan pada jam puncak untuk hari kerja adalah 5 km/jam dengan waktu tempuh 15 menit dan untuk hari libur adalah 6 km/jam dengan waktu tempuh 13 menit sepanjang lokasi studi yaitu 1,263 Km. V/C ratio pada ruas jalan Raya Leuwiliang untuk hari kerja sebesar 1,46 dengan kecepatan rata rata 6 km/jam (Tingkat pelayanan rendah (F)) dan untuk hari libur 1,45 dengan kecepatan 5 km/jam (Tingkat pelayanan rendah (F)).
B52 849 2008 | 080 FAU i 2008 | Rak Skripsi (10 B) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain