Text
Evaluasi Kawasan Pertambangan Di Pulau Bangka
Pulau Bangka merupakan penghasil timah terbaik di dunia, juga tergolong sebagai penghasil Pasir Kuarsa Timah diperoleh dari jenis batuan granit klahat, pasir kursa diperoleh dari jenis batuan alluvium. Kegiatan tambang timah dan pasir kuarsa telah menyebabkan terjadinys kerusakan lingkungan di darat dan di laut. Tambang timah dan pasir kuarsa menyebabkan penurunan kondisi lingkungan karena penambangan di Pulau Bangka mengakibatkan pengikisan tanah di pantai dan daratan. Hal ini terbukti apabila terjadi pasang air laut daerah permukiman di sekitar pantai menjadi banjir.
Tujuan dari penelitian yaitu: (1) Identifikasi kesesuaian tambang timsahs dan pasir kuarsa berdasarkan aspek fisik dasar dengan luasamnya; (2) Evaluasi kesesuaian tambang dengan RTRWP sektor tambang (3) Evaluasi kesenian tambang dengan tambang komen dan titik GPS tambang inkonvensional. Analisa yang dipergunakan meliputi. (1) metode analisa kuantitatif yaitu, pembobotan, dan skoring, (2) analisa kualitatif terdiri dari analisa klasifikasi, analisa jaringan, analisa overlay, dan analisa buffering
Data yang digunakan meliputi data statistik dari Badan Pat Statistik (BPS) tahun 2004 dan 2005, Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (Revisi RTRWP) tahun 2005, data fisik dasar meliputi, kemiringan lereng dan jenis batuan, juga data intansional dari Dinas Pertambangan dan Energi tahun 2005, Peraturan-Peraturan Penataan Ruang Nasional, dan Data Spasial Propinsi Bangka Belitung tahun 2005.
Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh luas keseluruhan lahan dengan kategori sangat sesuai untuk dijadikan sebagai kawasan tambang timah dalam kegiatan tambang darat untuk eksploitasi sebesar 467,34 ha, untuk eksplorasi 35329,73 ha, untuk produksi 38723,77 ha. Sedangkan sangat tidak sesuai untuk eksploitasi 297,09 ha, untuk eksplorasi 1435,45 ha, dan untuk produksi 1435,45 ha. Luas keseluruhan lahan dengan kategori sangat sesuai untuk dijadikan sebagai kawasan tambang pasir kuarsa dalam kegiatan tambang darat untuk eksplorasi sebesar 35313,92 ha, untuk eksploitasi 2356,68 ha, untuk produksi 34847,15 ha. Sedangkan untuk sangat tidak sesami diperoleh hasil eksplorasi 42616,79 ha, untuk eksploitasi 62,43 ha, dan untuk produksi 37823,03 ha. Melihat dari jumlah luas aktivitas tambang dapat disimpulkan bahwa lokasi tambang banyak yang menyimpang dengan hasil kesesuaian tambang yang didasarkan kondisi fisik dasar dan faktor penyisih
B52 854 2008 | 080 ELF e 2008 | Rak Skripsi (10 B) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain