Text
Identifikasi Fenomena Urban Sprawl Di Kecamatan Cimanggis Kota Depok
Dari waktu ke waktu, jumlah penduduk akan terus bertambah sedangkan lahan yang tersedia tidak bertambah. Akibatnya, daerah yang berada di pusat kota dan dekat dengan pusat aktivitas tumbuh dengan kepadatan tinggi sehingga mengurangi kualitas lingkungan di pusat kota. Pembukaan pusat pertumbuhan baru di kawasan pinggiran membawa konsekuensi perubahan guna lahan kawasan yang akan dikembangkan. Akibatnya, di kawasan pinggiran yang semula merupakan kawasan pedesaan, kemudian mengalami perubahan dengan munculnya berbagai macam guna lahan sehingga turut membantu proses pengkotaan kawasan pinggiran. Perubahan penggunaan lahan pedesaan dengan dominasi lahan pertanian menjadi berbagai macam guna lahan perkotaan di Kota Depokt terjadi dengan pola berpencuran sehingga seolah-olah membentuk kantong-kantong permukiman Perkembangan lahan terbangun yang berpencaran (meloncat), yang disebut sebagai sprawt, dapat menimbulkan ketidakefisienan penyediaan fasilitas permukiman. Dengan demikian maka tujuan yang ingin dicapai dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi fenomena gejala urban sprawl yang terjadi terhadap perkembangan kawasan terbangun (kawasan permukiman), mengidentifikasi kondisi eksisting kawasan permukiman terkait fasilitas permukiman mengidentifikasi fenomena gejala urban sprawl yang terjadi terhadap kondisi lingkungan. Metode yang digunakan adalah metode analisis spasial dan analisis deskriptif yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Menggunakan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal dan persepsi dari penyebaran kuisioner menggunakan teknik random sampling. Tujuannya adalah untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap fasilitas permukiman kondisi fisik lingkungan. Dari hasil analisa menunjukan bahwa fasilitas permukiman telah terpenuhi. Dari hasil analisis perubahan. penggunaan lahan bahwa perubahan penggunaan lahan kawasan terbangun dan tidak terbangun yang paling tinggi terjadi pada tahun 1983 sampai tahun 2005, perubahan penggunaan lahannya ialah dari hutan dan sawah menjadi kawasan permukiman. Perubahan penggunaan lahan sangat dipengaruhi oleh pertambahan jumlah penduduk yang tinggi yaitu laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Cimanggis yaitu 2,5 %, Dani persepsi kondisi fisik lingkungan diketahui bahwa dari tahun 2007 hingga tahun 2012 ada yang mengalami penurunan kualitasnya yaitu kondisi air bersih dan ruang terbuka hijau dan menimbulkan permasalahan lingkungan yaitu kemacetan, sampah dan ketersediaan jumlah ruang terbuka hijau.
B52 802 2012 | 080 WID i 2012 | Rak Skripsi (10 A) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain