Text
Identifikasi Kota Layak Anak Dari segi Keberadaan Infrastruktur (Studi Kasus: Kelurahan Tegallega Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor}
Salah satu masalah yang ditimbulkan akibat perkembangan perkotaan adalah berkurangnya ruang bermain terbuka anak dimana banyak mengalami alih fungsi menjadi lahan terbangun, menyebabkan anak-anak kekurangan ruang bermain terbuka. Sebagai antisipasi keadaan ini, pemerintah menerbitkan kebijakan Kota Layak Anak melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan tahun 2009. Penelitian ini dilakukan untuk mendukung kebijakan tersebut, dengan tujuan mengidentifikasi kondisi dan keberadaan ruang bermain anak di permukiman perkotaan dan menilai ruang bermain tersebut terhadap kelayakan ruang bermain anak. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif meliputi pemberian nilai indeks terhadap variabel-variabel Standar Pelayanan Minimal (SPM) ruang bermain anak guna menilai tingkatan kelayakan dari keberadaan ruang bermain anak. Variabel tersebut berdasarkan Kepmen Kimpraswil No.. 534/KPTS/M/2001 yang meliputi jumlah penduduk yang terlayani, luas dalam satu kawasan, dan jumlah yang tersedia yang dikaitkan dengan standar yang telah ditentukan pada SNI 03-1733-2004. Metode kualitatif, terdiri dari analisis deskriptif yang mengidentifikasi kondisi dan keberadaan ruang bermain anak dan meliputi aktivitas bermain anak serta kebijakan tata ruang yang ada. Penyebaran kuesioner menggunakan teknik random sampling, dengan responden masyarakat/orang tua dan anak-anak (5-14 tahun). Tujuannya adalah guna mengetahui pandangan masyarakat dan anak-anak terhadap kondisi dan keberadaan ruang bermain anak. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi dan keberadaan ruang bermain anak sebagian besar berupa lahan-lahan yang tidak diperuntukkan secara khusus untuk ruang bermain anak dan lahannya masih bersifat milik pribadi. Berdasarkan 3 (tiga) variabel Standar Pelayanan Minimal (SPM), didapatkan tiga tingkatan kelas kelayakan ruang bermain yaitu kategori kelayakan tinggi meliputi RW.01, RW.05, RW.06, dan RW.07, kategori kelayakan sedang meliputi RW.03 dan RW.04, dan kategori kelayakan rendah meliputi RW.02, RW.08, dan RW.09. Jenis aktivitas bermain cenderung permainan aktif dan kebijakan yang ada belum mampu menjawab kebutuhan ruang bermain anak.
B52 797 2012 | 080 DIT i 2012 | Rak Skripsi (10 A) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain