Text
Studi Identifikasi Kampung Kumuh Di Kecamatan Batuceper Kotamadya Tangerang
Studi ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa untuk mengidentifikasi kampung kumuh diawali penilaian terhadap kondisi permukiman kampung. Diantara 6 kecamatan di Kotamadya Tangerang, Kecamatan Batuceper memiliki perbandingan bentuk permukiman perumahan dan perkampungan dengan prosentasi terbesar (perumahan 14.,69 %, perkampungan 85,31 %), sehingga dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Batuceper diidentifikasi sebagai wilayah terbesar yang memiliki jumlah permukiman yang cenderung kumuh. Oleh karena itu Kecamatan Batuceper terpilih sebagai daerah studi.
Permasalahannya adalah sejauhmana tingkat kekumuhan setiap
permukiman kampung di Kecamatan Batuceper.
Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan yang akan dicapai dalam studi ini adalah mengidentifikasi tingkat kekumuhan setiap permukiman kampung di Kecamatan Batuceper.
Metode pengumpulan data yang dilakukan meliputi pencarian data primer dengan cara wawancara dan observasi lapangan serta data sekunder berbagai instansi untuk melengkapi data yang diperlukan.
Metode analisis yang digunakan yaitu metode perhitungan "penilaian", diperlukan untuk menilai indikator-indikator yang digunakan, dan metode standar deviasi untuk membuat klasifikasi tingkat kekumuhan per kampung.
Berdasarkan hasil analisis, maka tingkat kekumuhan dari 24 permukiman kampung di Kecamatan Batuceper adalah sebagai berikut:
1. Kampung dengan klasifikasi kumuh adalah Sukatani, Kebonjali,
Bulakselapajang, Selapajang, Kedaungwetan, dan Kedaungbaru.
2. Kampung dengan klasifikasi agak kumuh adalah Kebonsayur, Sindangsari (1), Sekarwangi, Lebakwangi, Tegalsari, Sirnagalih, Sukamandi, Karanganyar, Batusari, Batujaya, Porisgagabaru,
Porisgaga, dan Porisjaya.
3. Kampung dengan klasifikasi tidak kumuh adalah Cikahuripan, Sindangsari (2), Karangsari, Batuceper, dan Kebonbesar.
B52 792 2000 | 080 AGU s 2000 | Rak Skripsi (10 A) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain