Text
Identifikasi Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan Terhadap Pemanfaatan Pola Ruang Di Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Lahan sebagai tempat kehidupan manusia dan pembangunan, tidak terlepas dari permasalahan akan penggunaannya. Penggunaan lahan terkait dengan perkembangan kota selalu menunjukkan pergerakan yang sangat cepat, sehingga terjadinya konversi lahan pertanian menjadi pertanian menjadi lahan non pertanian dan juga tumbuhnya perumahan perumahan baru yang tidak dapat dikendalikan ikut memberikan kontribusi terhadpat perubahan penggunaan lahan yang bersifat Irreversibel. Kecamatan Ciputat yang berciri kota, dengan kecenderungan aglomerasi (pemusatan) penduduk kepadatan tinggi, dengan sarana dan prasarana umum serta perdagangan jasa yang semakin banyak, sehingga memperlihatkan dinamika perubahan pola penggunaan lahan yang bersifat Irreversibel dan atau berada dalam ketidaksesuaian pola pemanfaatan ruang tak akan mungkin terhindari. Maka untuk mengetahui seberapa luas kondisi irreversibel itu dapat terjadi, diperlukan informasi awal melalui penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengidentifikasi Ketidaksesuian Penggunaan lahan terhadap Pemanfaatan Pola ruang di Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2019. Metode analisis yang digunakan adalah analisis "Deskriptif", yang dilengkapi dengan penggunaan perangkat lunak ArcGIS 10.4. untuk uji spusial (Peta overlay) berdasarkan hasil intepretasi citra, yang telah terimput oleh GPS.Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Penelitian deskriptif terhadap kondisi eksisting ketidaksesuaian penggunaan lahan di Kecamatan Ciputat terhadap pemanfaatan pola ruang tahun 2019, untuk kawasan lindung mulai menunjukkan bias ketidaksesuaian walaupun bias ketidaksesuaian itu masih disinyalir sempit dan atau kecil (luasan pola perlindungan kawasan setempat mencapai 31,26% dan pola perlindungan RTH telah mencapai 43,71%); (2) Kondisi eksisting penggunaan lahan di kecamatan Ciputat terhadap pola pemanfaatan ruang Budidaya didominasi penggunaan lahan permukiman (61.62 %), kawasan kebun campuran (13,91 %) dan lahan kosong 9,06 %, sedangkan penggunaan lahan budidaya terkecil adalah lahan jalur hijau (0.20%) dan industri (0.25% ); (3) Kondisi eksisting ketidak sesuaian penggunaan lahan terhadap pola pemanfaatan ruang budidaya permukiman menjadi semakin meningkat, telah menggeser pola ruang budidaya kebun campur dan RTH menjadi semakin menyempit dalam menyediakan ekosistem wilayah kota yang berimbang dan Asri.
B52 762 2020 | 080 JAN i 2020 | Rak Skripsi (10 A) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain