Text
Penggunaan Titik Kontrol Horizontal CORS- BIG Sebagai Titik Ikat Untuk Pelaksanaan Survei Pemetaan Laut (Menggunakan Metode RTK-NTRIP)
Pemanfaatan titik CORS sebagai Base Station dengan metode Real Time Kinematic-Networked Transport Radio Technical Commission for Maritime (RTCM) Via Internet Protocol (RTK-NTRIP) sebagai titik ikat atau Base Station didalam pelaksanaan survei pemetaan laut merupakan suatu terobosan baru. Pemanfaatan itu akan memberikan kemudahan dan memberikan tingkat akurasi yang lebih baik. Metode ini merupakan salah satu dari berbagai metode baru untuk penentuan posisi secara real time dalam survei bathimetri. Penentuan posisi secara real time yang diperoleh dari CORS harus memenuhi syarat primer duri IHO (International Hidrographic Organization) yang tertuang pada Standart Publication (SP-44/sekarang S-44).
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Jakarta (Perairan Ancol). Pelaksanaan survei bathimetri yaitu perencanaan titik CORS CJKT yang digunakan, persiapan wilayah, perencanaan jalur, persiapan alat, persiapan perangkat lunak, wahana kapal dan pengamatan pasang surut air laut. Pelaksanaan survei bathimetri bertujuan untuk mendapatkan nilai kedalaman. Pelaksanaan survei menggunakan perangkat lunak Hypack 2013 yang terhubung pada peralatan sounding. Data yang menunjang pada tahapan pengolahan data yaitu data pengamatan pasang surut air laut yang diamati selama pelaksanaan sounding yang dicatat dengan durasi 15 menit. Pelaksanaan sounding dan pengamatan pasang surut air laut pada tanggal 2 September 2015 dan berlangsung selama 4 jam. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Hypack 2013,
Hasil dari pengolahan diperoleh peta bathimetri dengan menggunakan metode penentuan posisi horisontal RTK NTRIP kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan data kedalaman dengan penentuan posisi horisontal RTK Radiolink.
Hasil dari pengukuran kedalaman diperoleh data dengan metode RTK NTRIP jumlah 174 titik, sedangkan dengan menggunakan metode RTK Radiolink diperoleh 377 titik yang kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan aturan standar IHO S-44 diambil sampel acak sebanyak 30 titik yang memiliki masing-masing selisih kedalaman dari 0 m sampai 2 m. Dari 30 sample yang masuk kedalam akurasi aturan standar IHO S-44 yaitu 0,51 masuk ke dalam Orde 1b, hanya 17 titik sampel dan 13 titik sampel yang tidak masuk akurasi aturan standar IHO S-44.
B51 688 2016 | 080 ANN p 2016 | Rak Skripsi (9 A) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain