Text
Implementasi Sistem Frequency Hopping Pada Jaringan GSM
Perkembangan sistem seluler dimulai pada tahun 1970 dimana Ericson memperkenalkan sistem NMT (Nordic Mobile Telephone dan AT&T Bell Laboratories memperkenalkan AMPS (Advanced Mobile Phone Service) Pada tahun 1982, Conference of European Postal dan Telecomunications Administration (CEPT) mendirikan GSM (Global System for Mobile Communication) umuk membuat standar seluler di Eropa, sedangkan standar teknisnya diambil dari European Technical Standards Institute (ETSI).
Seiring dengan kemajuan teknologi telekomunikasi tersebut tidak terlepas dari gangguan (interferensi) dalam berkomunikasi. Adapun bentuk dari interferensi penurunan kualitas sinyal secara umum pada saat mobile station (MS) dan base transmitter station (BTS) berkomunikasi yaitu multipath (rayleigh) fading dan interference. Interferensi ini menyebabkan kualitas audio yang sangat buruk, bahkan dapat mengakibatkan komunikasi terputus (dropped call),
Implementasi sistem frequency hopping pada jaringan GSM menghasilkan perataan interferensi (interference averaging) yang terjadi selama berkomunikasi. Kemudian mampu memberikan perbaikan kinerja jaringan yang sangat signifikan. Sehingga pada saat MS melakukan komunikasi, kualitas sinyal yang diterima ataupun yang dikirimkan akan jauh lebih baik. Perbaikan kinerja ini ditandai oleh: peningkatan rata-rata level sinyal (receiver level RXLEV) yaitu + 27% pada frequency hopping dan t 19% untuk tanpa frequency hopping. Penurunan FER dari 26% menjadi ± 3% pada attenuasi 6 dB, penurunan angka dropped call dari 2,6% menjadi 2,4%, peningkatan kapasitas dari Frequency Reuse Factor (FRF) 4/12 tanpa frequency hopping menjadi 2/6-3C dengan frequency hopping.
B54 243 2003 | 080 NUR i 2003 | Rak Skripsi (8 B) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain