Text
Study Perencanaan Jaringan Satelit sebagai Solusi Alternatif Bagi Infrastruktur Multimedia di Indonesia
Dengan adanya masalah finansial, perkembangan infrastruktur multimedia, yang sangat mengandalkan jaringan terestrial, akan lebih banyak memerlukan biaya dan trafik. Membangun jaringan terestrial (contohnya fiber dan microwave) akan memerlukan waktu yang lama. Dengan segala kelebihannya, satelit dapat menjadi solusi alternatif untuk mencapai target. Karena keterbatasannya, secara umum satelit bukan solusi pilihan, namun dapat dijadikan alternatif dalam mendukung infrastruktur multimedia dalam segi kapasitas dan jaringan. Secara teknis, satelit bisa menjadi solusi bagi infrastruktur multimedia.
Dalam sistem komunikasi satelit, analisis perencanaan hubungan link budget merupakan hal mendasar. Sehingga dapat diketahui kualitas dan kehandalan sistem yang dirancang terhadap derau dan gangguan atmosfer. Analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui besaran dan persyaratan yang harus dipenuhi agar hubungan komunikasi dapat berlangsung dengan baik. Untuk aplikasi layanan multimedia di Indonesia sangat ditentukan oleh penggunaan diameter antena. Jarak yang jauh antara stasiun bumi dengan satelit menyebabkan melemahnya sinyal yang dipancarkan oleh stasiun bumi. Hal ini menyebabkan terjadinya rugi-rugi uplink dan rugi-rugi downlink. Untuk memperbesar penguatan daya terima pada stasiun penerima, yaitu dengan memperbesar diameter antena.
Pada hubungan uplink sangat ditentukan oleh daya pancar dan diameter antena pengirim. Sedangkan pada hubungan downlink sangat ditentukan oleh figure of merit yang dipengaruhi oleh penguatan antena penerima dan temperatur derau sistem. Selain itu untuk infrastruktur multimedia di Indonesia, kapasitas bandwidth dan banyaknya transponder satelit juga sangat mempengaruhi bagi banyaknya penggunaan stasiun VSAT.
B54 96 2002 | 080 AGU s 2002 | Rak Skripsi (8 D) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain